www.teropongpublik.id – JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto baru saja memimpin rapat penting dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan para menteri di Istana Merdeka. Agenda utama yang dibahas adalah persiapan penyelenggaraan Sekolah Rakyat Rintisan untuk tahun ajaran 2025–2026, yang menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pendidikan berbasis kerakyatan.
Rapat ini menjadi momen penting bagi pencapaian pendidikan di Indonesia, terutama untuk masyarakat yang kurang terlayani. Informasi terbaru menyebutkan bahwa program Sekolah Rakyat telah mulai beroperasi di 63 lokasi strategis, dengan upaya untuk memperluas jaringan ini ke daerah lainnya.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, dalam laporannya menyampaikan bahwa kolaborasi antar kementerian sangat penting dalam merealisasikan program ini. Kesiapan dan dukungan tersebut menjadikan Sekolah Rakyat mampu mulai beroperasi sesuai rencana dan akan terus dievaluasi dalam pelaksanaan masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Memfasilitasi Program Sekolah Rakyat dengan Dukungan Multisektoral
Program Sekolah Rakyat ditargetkan untuk lebih diperluas, dengan penambahan 37 lokasi baru dalam waktu dekat. Tidak hanya itu, 59 lokasi tambahan direncanakan akan dibuka pada bulan September mendatang. Dengan langkah ini, diharapkan total Sekolah Rakyat yang akan beroperasi mencapai 190 titik dengan kapasitas yang lebih besar untuk menampung siswa.
Dalam upaya untuk memaksimalkan program ini, lebih dari 2.000 guru dan 4.000 tenaga kependidikan, termasuk wali asrama dan wali asuh, akan terlibat. Sinergi antar kementerian sangat dibutuhkan dalam hal rekrutmen tenaga pendidik serta pengembangan kurikulum dan fasilitas belajar. Ini merupakan langkah agresif untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas di berbagai daerah.
“Jika semua sudah siap, Insyaallah Presiden akan meluncurkan secara langsung,” ungkap Gus Ipul, menekankan pentingnya acara peluncuran untuk menandai awal pendidikan baru yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pemenuhan Kualitas Pendidikan Melalui MPLS yang Terjadwal
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa secara akademik, pelaksanaan program Sekolah Rakyat sudah berjalan sesuai jalur yang diharapkan. Masa MPLS berjalan dengan baik dan mendapatkan sambutan positif dari peserta didik. Ini menunjukkan bahwa ada pengharapan baru di kalangan masyarakat terhadap pendidikan yang lebih inklusif.
Program ini tidak hanya menjadi solusi dalam mengatasi kesenjangan akses pendidikan, tetapi juga berfokus pada penguatan kualitas pendidikan di tingkat dasar dan menengah. “Kami berkomitmen untuk menghilangkan kesenjangan akses pendidikan dasar dan menengah melalui Program Sekolah Rakyat ini,” kata Mu’ti.
Langkah Strategis untuk Memperkuat Pendidikan di Wilayah Terpencil
Pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo dan Gibran telah merumuskan strategi pendidikan yang konkret untuk menjawab berbagai tantangan yang ada, khususnya dalam hal pemerataan pendidikan. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah yang tertinggal secara ekonomi dan sosial.
Konsep Sekolah Rakyat sebagai model rintisan terlihat sebagai bentuk restorasi pendidikan yang mengedepankan gotong royong. Dengan pendekatan ini, diharapkan nilai-nilai pengasuhan, integrasi asrama, dan pendidikan karakter dapat terwujud dalam setiap aspek penggalian potensi siswa.
Kehadiran lebih dari 190 lokasi Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya menjadi sarana pendidikan, tetapi juga menjadi simbol dari upaya pemerintah dalam menciptakan kesetaraan kesempatan bagi setiap anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan langkah-langkah ini, generasi muda diharapkan dapat menatap masa depan yang lebih baik.