www.teropongpublik.id – Film drama remaja berjudul Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan akan segera menjangkau para penonton di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 31 Juli 2025. Meskipun ada kontroversi yang mengelilinginya, film ini memancarkan harapan dan impian yang mendalam bagi generasi muda.
Kontroversi bermula dari penyanyi Nadin Amizah yang mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap rumah produksi SinemArt. Ia merasa karya musiknya telah diabaikan setelah film ini menggunakan judul yang sama dengan lagu terkenalnya, tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Kendati menuai banyak kritik, antusiasme masyarakat terhadap film ini tetap tinggi. Melihat tren penjualan tiket yang cepat habis saat hari pertama penayangan, tampaknya film ini terdorong oleh rasa ingin tahu penonton.
Kontroversi Seputar Judul dan Lagu Film Bertaut Rindu
Salah satu alasan utama mengapa film ini jadi sorotan adalah kesamaan nama antara film dan lagu Nadin Amizah, yang menimbulkan tudingan plagiarisme. Nadin mengonfirmasi bahwa ia telah menolak permintaan penggunaan lagu dari pihak produksi dan merasa hal itu tidak dihargai.
Rumah produksi SinemArt kemudian merilis lagu berjudul Seiring yang dinilai mirip dengan lagu Bertaut. Meskipun lagu itu dinyanyikan oleh artis lain, banyak yang mempertanyakan orisinalitasnya di tengah skandal ini.
Di media sosial, akun resmi film mengalami pesatnya kritik dari para penggemar Nadin, mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap apa yang dianggap sebagai tindakan tidak hormat terhadap karya seni. Beberapa dari mereka menyerukan boikot terhadap film ini.
Tanggapan Publik dan Penjualan Tiket Film
Meski ada penolakan di dunia maya, realitas di bioskop berbeda. Banyak jaringan bioskop melaporkan bahwa tiket untuk film ini terjual habis dalam waktu singkat, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki ketertarikan yang kuat. Ledakan penjualan terjadi di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Pihak bioskop seperti XXI bahkan menginformasikan bahwa banyak lokasi telah mengalami sold out. Antusiasme ini menyiratkan bahwa penonton berupaya memberikan kesempatan kepada karya ini meski ada kontroversi di baliknya.
Promo buy 1 get 1 yang dilaksanakan oleh film juga menjadi salah satu faktor yang mendorong tingginya angka penjualan. Pihak film mengklaim promo ini sebagai wujudCelebrasi dalam menggapai impian bersama penonton.
Pandangan dan Tema yang Diusung dalam Film
Film Bertaut Rindu menggambarkan cerita yang lebih dalam mengenai pergulatan remaja, terutama dalam menghadapi ekspektasi orang tua dan tantangan hidup. Plot berfokus pada seorang siswa bernama Magnus yang harus memilih antara impiannya dan keinginan keluarganya.
Dalam kisahnya, Adhisty Zara berperan sebagai Jovanka, sosok yang memberikan semangat baru bagi Magnus. Hubungan mereka menampilkan bagaimana dukungan emosional bisa memengaruhi keputusan penting dalam hidup seseorang.
Film ini diyakini tidak hanya relevan untuk anak muda, tetapi juga orang tua. Adhisty Zara menegaskan pentingnya memahami impian anak-anak dan sebaliknya, sebuah wahana untuk membangun dialog antar generasi.
Pesan Moral dan Harapan untuk Penonton Muda
Dari kisah film ini, pesan moral yang ingin disampaikan adalah bahwa setiap impian berhak untuk dihargai dan dikejar, meskipun banyak rintangan yang menghadang. Generasi muda diharapkan dapat melihat film ini sebagai inspirasi untuk berani mengejar apa yang mereka inginkan.
Film ini juga mengajak penonton untuk mengeksplorasi rasa empati dan memahami sudut pandang orang lain. Di tengah perdebatan dan kontroversi, penting untuk tetap mendengarkan dan menghargai satu sama lain sebagai elemen kunci dalam hubungan antarmanusia.
Dengan latar yang menggugah dan tema yang relevan, Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan diyakini akan menjadi salah satu film yang layak ditonton. Di dalamnya terdapat pelajaran berharga tentang interaksi sosial dan pengertian antar generasi yang dapat memberikan dampak jangka panjang.