www.teropongpublik.id – JAKARTA, saat ini manusia dianggap sebagai aset berharga dalam pembangunan suatu bangsa. Pernyataan ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, saat peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan (DBPK) Tahun 2025–2045 di Jakarta.
Pratikno menegaskan bahwa pembangunan harus berfokus pada kualitas hidup rakyat, bukan hanya pada angka-angka makro atau proyek infrastruktur. Pesan ini memberikan arti mendalam bagi arah pembangunan bangsa ke depannya.
Dalam sambutannya, Pratikno menyatakan bahwa kepentingan manusia harus menjadi pusat perhatian dalam proses pembangunan. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa kualitas hidup rakyat menjadi aset terpenting bagi negara.
Bonus Demografi: Kesempatan yang Harus Diterima dengan Bijak
Pratikno menyebutkan bahwa Indonesia kini tengah mengalami puncak bonus demografi, di mana proporsi penduduk usia produktif sangat dominan. Namun, Ia juga mengingatkan bahwa momen tersebut bersifat sementara dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menghindari dampak negatif di masa depan.
Ia menjelaskan bahwa bonus demografi akan membawa manfaat apabila berhasil menjadi dividen pembangunan yang nyata. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerja sama komprehensif dari berbagai sektor.
Pratikno menekankan pentingnya mengintegrasikan tiga dimensi utama: kesejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Gabungan dari ketiga elemen ini menjadi kunci dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan.
Pembangunan Manusia: Fondasi yang Tak Terpisahkan
Pratikno kembali menekankan aspek investasi dalam pembangunan manusia sebagai kunci vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Menyiapkan angkatan kerja yang terampil, sehat, dan produktif menjadi sangat esensial bagi masa depan bangsa.
Hal ini juga mencakup upaya menjaga struktur demografi yang seimbang. Mulai dari memastikan generasi muda tumbuh dengan baik hingga memastikan kesejahteraan para lansia. Semua ini menjadi bagian dari strategi pembangunan manusia.
Ia menyatakan bahwa tanpa investasi dalam pembangunan manusia, konsep pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu, perhatian harus diberikan kepada setiap lapisan masyarakat.
Pentingnya Pemerataan untuk Pertumbuhan yang Seimbang
Menurut Pratikno, pemerataan pembangunan menjadi salah satu kunci untuk menghindari ketimpangan antara desa dan kota. Ini penting agar tidak terjadi tekanan berlebih di perkotaan dan pedesaan dapat maju secara merata.
Ia menyerukan agar semua pihak bekerja keras untuk menjadikan bonus demografi sebagai dividen pembangunan yang berkelanjutan dan adil. Upaya ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025–2045 diharapkan bisa berperan sebagai dokumen strategis dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan fokus pada pembangunan manusia sebagai fondasi, cita-cita negara sejahtera bisa menjadi kenyataan.