Teropongpublik.id
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Sport
  • Kaltim
  • Ikn
No Result
View All Result
  • Login
Teropongpublik.id
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Sport
  • Kaltim
  • Ikn
No Result
View All Result
Teropongpublik.id
No Result
View All Result

Soroti Dampak Regulasi 11 Pemain Asing di Super League dan Desak Tinjau Ulang Regulasi

RUPS LIB 2025, Klub Liga 1 Bahas Profesionalisme VAR dan Suporter Away

BacaJuga

Timnas Putri Indonesia Menang 1-0 atas Kirgistan di Kualifikasi Piala Asia 2026, Gol Isa Guusje Warps

Timnas Putri Indonesia Menang 1-0 atas Kirgistan di Kualifikasi Piala Asia 2026, Gol Isa Guusje Warps

Piala Presiden 2025 Oxford United dan Port FC Siap Meriahkan Persaingan

Piala Presiden 2025 Oxford United dan Port FC Siap Meriahkan Persaingan

www.teropongpublik.id – Pertandingan sepak bola profesional baru-baru ini menarik perhatian banyak orang, terutama dengan adanya regulasi baru dari otoritas liga. Pihak Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) angkat bicara mengenai isu penting ini yang berpotensi mempengaruhi karier banyak pemain lokal.

Regulasi yang ditetapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menunjuk pada kuota maksimal 11 pemain asing dalam satu klub. Kebijakan ini mendapat respon yang beragam, terutama dari kalangan pemain yang merasa dampaknya tidak terduga.

APPI yang mewakili suara pemain, mengingatkan bahwa regulasi tersebut bisa berdampak serius terhadap jam terbang pemain lokal. Ini menjadi isu krusial yang perlu segera diatasi untuk menjaga perkembangan sepak bola nasional.

Regulasi Baru yang Mengancam Jam Terbang Pemain Lokal

Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, menekankan bahwa regulasi ini berpotensi mengurangi kesempatan bermain bagi pemain lokal. Dengan banyaknya klub yang akan mengisi kuota asing, ratusan pemain lokal terancam kehilangan tempatnya.

“Jika setiap klub memaksimalkan kuota pemain asing, maka sebanyak 198 pemain lokal Super League akan terancam kehilangan posisi.” Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari regulasi semacam ini terhadap ekosistem sepak bola di Indonesia.

Dampak yang lebih luas juga dapat terlihat dari kemungkinan banyak pemain yang terpaksa turun ke Championship, dan bahkan menurun lagi ke Liga 3. Situasi ini bisa mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi banyak pesepakbola yang bergantung pada kompetisi ini.

Kekurangan Komunikasi dalam Penetapan Kebijakan Baru

Salah satu poin penting yang diangkat oleh APPI adalah minimnya komunikasi antara pihak liga dengan pemain. Mereka menyayangkan tidak adanya dialog yang melibatkan pemain dalam proses pengambilan keputusan ini.

“Dari survei internal kami, mayoritas pemain Liga 1 menolak regulasi ini kerana akan memangkas menit bermain mereka secara signifikan,” ungkap Andritany. Hal ini menjadi sinyal bahwa kebijakan tersebut tidak mencerminkan kebutuhan dan aspirasi para pemain.

Pentingnya jam terbang bagi perkembangan pemain sangat diakui dalam industri sepak bola profesional. Tanpa jam terbang yang cukup, pemain mengalami kesulitan dalam memenuhi potensi mereka dan bersaing di level yang lebih tinggi.

Tantangan terhadap Visi Pembinaan Tim Nasional

Regulasi baru yang diterapkan dianggap bertentangan dengan tujuan utama pembinaan Tim Nasional Indonesia. APPI memperingatkan bahwa kebijakan ini tidak sesuai dengan visi untuk meningkatkan kualitas pemain lokal.

“Jika kita ingin membangun liga yang berkualitas demi prestasi Timnas, maka regulasi ini justru menjadi penghalang,” tegas Andritany terkait pendapat pelatih Timnas mengenai pentingnya menit bermain. Tanpa kesempatan bermain yang cukup, peluang untuk berkembang menjadi lebih sulit.

Sebagai langkah maju, perlu ada kebijakan yang konstruktif yang tidak hanya menguntungkan klub tetapi juga para pemain itu sendiri. Ini menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem sepak bola yang berkelanjutan.

Dukungan untuk Kompetisi yang Adil dan Berkualitas

APPI tidak menentang kehadiran pemain asing dalam liga, tetapi mereka menegaskan bahwa regulasi tersebut harus disusun secara seimbang. Permintaan utama mereka adalah agar sistem kompetisi tetap mendukung pemain lokal.

“Kami mendukung persaingan yang sehat, tetapi perlu ada keadilan dalam pembagian kesempatan,” lanjutnya. Penting untuk membangun infrastruktur dan fasilitas yang mendukung perkembangan pemain di semua tingkat.

Mempertimbangkan praktik terbaik dari negara-negara dengan industri sepak bola yang matang mungkin menjadi solusi. Hal ini dapat membantu dalam merancang suatu sistem yang adil dan berkelanjutan.

Seruan untuk Tinjauan Ulang terhadap Regulasi yang Ada

APPI meminta kepada PT LIB dan PSSI untuk meninjau ulang regulasi yang kontroversial ini. Mereka percaya bahwa dialog dengan pihak-pihak yang paling terdampak, yaitu para pemain, sangat penting sebelum menerapkan suatu kebijakan.

“Kami harap PT LIB dan PSSI bisa berdialog dengan para stakeholder utama, terutama para pemain sebelum menerapkan kebijakan yang berdampak besar,” tutup Andritany. Permintaan ini menunjukkan keinginan untuk menciptakan sistem yang lebih inklusif.

Melalui pendekatan yang lebih komunikatif dan kolaboratif, diharapkan akan terbentuk solusi yang lebih baik bagi semua pihak dalam ekosistem sepak bola Indonesia. Ini bukan hanya soal mengikuti regulasi, tetapi membangun masa depan yang cerah bagi pesepakbola lokal.

Previous Post

Sekolah Rakyat Dimulai 14 Juli 2025, Atasi Kemiskinan Melalui Pendidikan

Next Post

Polsek Kembang Janggut Tangkap Mahasiswa Pencuri Genset Terancam 7 Tahun Penjara

RekomendasiBerita

Dahlan Iskan Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan dan Penggelapan Aset PLTU

Dahlan Iskan Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan dan Penggelapan Aset PLTU

Kasus Beras Oplosan Terungkap, Cara Mengenali Ciri Beras Premium di Pasaran

Kasus Beras Oplosan Terungkap, Cara Mengenali Ciri Beras Premium di Pasaran

Timnas U-23 Indonesia Masuk Semifinal Piala AFF 2025 Setelah Imbang Dengan Malaysia

Timnas U-23 Indonesia Masuk Semifinal Piala AFF 2025 Setelah Imbang Dengan Malaysia

Sidang Pencabulan Kakak Beradik di PN Balikpapan: Terdakwa Terancam 15 Tahun Penjara

Sidang Pencabulan Kakak Beradik di PN Balikpapan: Terdakwa Terancam 15 Tahun Penjara

Kejagung Tetapkan Empat Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Laptop 1,9 Triliun Kemendikbudristek

Kejagung Tetapkan Empat Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Laptop 1,9 Triliun Kemendikbudristek

Pemerintah Siapkan 350 Ribu Unit Rumah Subsidi, Tiga Ribu untuk Jurnalis

Pemerintah Siapkan 350 Ribu Unit Rumah Subsidi, Tiga Ribu untuk Jurnalis

Kasus Pencabulan Balita Segera Disidangkan, Tersangka Telah Dilimpahkan ke Kejari Balikpapan

Kasus Pencabulan Balita Segera Disidangkan, Tersangka Telah Dilimpahkan ke Kejari Balikpapan

Sidebar

Kategori

  • Ikn
  • Kaltim
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Sport
Teropongpublik.id

© 2025 Teropongpublik.id. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Informasi Situs

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi

Follow Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Sport
  • Kaltim
  • Ikn

© 2025 Teropongpublik.id. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?