www.teropongpublik.id – Pada tahun 2025, Indonesia menghadapi tantangan besar terkait partisipasi dalam turnamen ASEAN Club Championship (ACC) Shopee Cup. PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengumumkan bahwa negara ini tidak akan mengirimkan wakilnya, menciptakan pertanyaan penting mengenai masa depan kompetisi sepak bola di tanah air.
Kedua tim yang sebelumnya berpartisipasi, PSM Makassar dan Borneo FC Samarinda, berhasil menunjukkan prestasi yang membanggakan di tahun sebelumnya. Namun, kebijakan baru LIB dan PSSI telah menciptakan perubahan signifikan dalam slot partisipasi tim untuk musim ini.
Dalam keputusan yang dianggap mengejutkan oleh banyak pihak, LIB memilih untuk mengirimkan tim teratas dari BRI Liga 1 2024/25, yaitu Persib Bandung dan Dewa United FC, ke kompetisi AFC yang lebih bergengsi. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran strategi dari fokus regional ke tingkat yang lebih tinggi.
Regulasi yang Menjadi Penghalang Utama Partisipasi Indonesia
Regulasi yang mengatur slot partisipasi dalam ACC Shopee Cup menjadi faktor utama ketidakikutsertaan Indonesia. LIB menginginkan Malut United FC dan Persebaya Surabaya untuk ikut berkompetisi, namun regulasi AFF hanya mengizinkan perwakilan dari posisi 1 dan 2 liga domestik.
Direktur Utama LIB, Ferry Paulus, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan nama-nama klub tersebut kepada AFF. Namun, pengajuan tersebut ditolak dengan alasan yang berpegang pada aturan yang ada, yang menimbulkan frustasi di kalangan pengurus klub.
Kompensasi untuk tim yang berada di peringkat lebih rendah, pada dasarnya, seharusnya menjadi bagian dari peraturan sepak bola yang lebih adil. Namun, kehadiran regulasi yang kaku hanya menambah tantangan bagi pihak LIB dalam membela kepentingan klub-klub di Indonesia.
Pentingnya ACC Shopee Cup bagi Sepak Bola Indonesia
Partisipasi dalam ACC Shopee Cup dianggap signifikan bagi perkembangan sepak bola di Tanah Air. Namun, LIB menekankan pentingnya memperhatikan konsistensi dan integritas kompetisi domestik. Ini menjadi alasan utama mengapa klub yang lebih rendah tidak diizinkan untuk berpartisipasi.
Ferry menegaskan bahwa mendaftarkan klub di kompetisi yang lebih rendah dapat menciptakan kekacauan. Terlebih lagi, perubahan mendadak dalam struktur kompetisi dapat merusak kesiapan tim dan kejuangan liga secara keseluruhan.
Konsistensi adalah kunci untuk menjaga ekosistem sepak bola nasional. Kebijakan LIB yang diambil saat ini merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang yang dirancang untuk memastikan perkembangan berkelanjutan di lapangan hijau.
Kesehatan Ekosistem Sepak Bola Nasional
Ferry Paulus juga mencermati bahwa absennya wakil Indonesia di ACC tidak serta merta mempengaruhi citra negara di luar negeri. Justru, langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen pada pengembangan sepak bola yang lebih terstruktur dan profesional.
Dengan menegaskan bahwa ini bukan penolakan terhadap ACC, melainkan langkah hati-hati untuk menjaga kualitas dan kesehatan ekosistem sepak bola, Ferry berusaha menjelaskan kepada publik mengenai keputusan yang diambil. Ini adalah upaya untuk menjaga integritas yang lebih besar di dalam liga domestik.
Menjaga kualitas kompetisi harus menjadi prioritas. Hal ini penting untuk menarik perhatian yang lebih luas terhadap sepak bola Indonesia dan membantu tim nasional berprestasi di level internasional.
Kesediaan LIB untuk Terlibat di Musim Depan
Meskipun keputusan untuk tidak mengirimkan wakil sangat disayangkan, LIB dan PSSI tetap bersikap terbuka untuk peluang di masa mendatang. Musim 2026/27 menjadi target, dengan harapan regulasi dapat disesuaikan agar lebih fleksibel dalam mendukung partisipasi klub-klub Indonesia.
Pernyataan Ferry menekankan bahwa pintu masih terbuka. Jika ada perubahan yang memungkinkan regulasi lebih selaras dengan kemampuan klub, maka Indonesia siap untuk kembali ikut berpartisipasi tanpa ragu.
Komitmen ini menunjukkan bahwa LIB berusaha untuk terus berkontribusi dalam pengembangan sepak bola ASEAN dan membangun hubungan yang lebih baik dengan organisasi sepak bola internasional. Ini adalah sinyal positif untuk olahraga yang sangat dicintai di Indonesia.