www.teropongpublik.id – Perum Bulog Kantor Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sedang menjalankan langkah strategis untuk meningkatkan distribusi pangan di daerah tersebut. Salah satunya adalah dengan membangun gudang berkapasitas 2.000 ton di Kota Bontang, yang diyakini akan memperlancar proses distribusi beras ke berbagai daerah setempat.
Langkah ini bertujuan untuk mempersingkat rantai logistik, khususnya bagi daerah-daerah yang selama ini bergantung pada gudang Bulog yang berlokasi jauh, seperti Kutai Timur dan Kutai Barat. Dengan adanya gudang baru, diharapkan kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih cepat dan efisien.
Mersi Windrayani, Pimpinan Wilayah Bulog Kaltimtara, menjelaskan pentingnya kehadiran gudang yang lebih dekat dengan titik distribusi. Hal ini akan membantu mengoptimalkan pengelolaan dan distribusi bahan pangan, terutama beras, ke berbagai wilayah Bontang dan sekitarnya.
Pembangunan Gudang Strategis untuk Meningkatkan Distribusi Pangan
Pembangunan gudang baru di Bontang merupakan upaya kolaboratif antara Bulog dan Pemerintah Kota setempat. Diharapkan, dengan adanya infrastruktur ini, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk distribusi pangan dapat diminimalisir.
Jumlah cabang Bulog yang aktif saat ini terdiri dari tiga di Kalimantan Timur serta dua di Kalimantan Utara. Setiap cabang bertanggung jawab atas distribusi dan penyediaan pangan di wilayah masing-masing, sehingga sangat penting untuk memiliki fasilitas yang memadai.
Dengan adanya gudang baru, diharapkan distribusi ke kabupaten-kabupaten seperti Kutai Timur dan Kutai Barat akan menjadi lebih efisien. Hal ini sangat membantu masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan beras yang berkualitas dan tepat waktu.
Meningkatkan Kualitas Beras yang Tersedia di Pasaran
Bulog Kaltimtara memastikan bahwa ada dua jenis beras yang tersedia di pasaran, yaitu beras medium dan beras premium. Masing-masing jenis beras ini memiliki spesifikasi dan kualitas yang berbeda, yang memudahkan konsumen untuk memilih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Untuk menjaga mutu beras, setiap pengiriman beras dari gudang harus melalui proses quality control yang ketat. Prosedur ini mencakup pemeriksaan kalibrasi timbangan dan kesesuaian dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Di samping itu, Bulog juga bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk mengawasi distribusi dan kualitas beras di pasar. Inspeksi rutin dilakukan untuk memastikan tidak ada pelanggaran, seperti pengoplosan beras oleh agen-agen resmi.
Peran Bulog dalam Mendukung Petani Lokal dan Ketahanan Pangan
Bulog juga berfungsi sebagai penyangga produksional bagi petani lokal dengan cara menyerap gabah kering dari mereka. Hingga pertengahan tahun 2025, Bulog telah berhasil menyerap sekitar 7.800 ton gabah dari petani di Kalimantan Timur.
Kedepannya, keberadaan gudang baru di Bontang diharapkan dapat memfasilitasi penyerapan hasil panen petani lebih baik lagi. Hal ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di daerah tersebut.
Dengan memperkuat hubungan antara Bulog dan petani lokal, diharapkan terjadi saling menguntungkan yang dapat meningkatkan perekonomian kawasan. Petani akan merasa lebih diperhatikan dan memiliki akses yang baik terhadap pasar.
Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan Distribusi Pangan
Pembangunan gudang di Bontang merupakan langkah positif yang menunjukkan komitmen Bulog dalam menjaga ketahanan pangan. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan masyarakat akan lebih mudah mendapatkan kebutuhan pokok, khususnya beras dengan kualitas baik.
Mersi Windrayani menegaskan bahwa keberhasilan distribusi pangan sangat bergantung pada kerjasama yang baik antara semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat. Oleh karena itu, penguatan infrastruktur dan kualitas produk harus menjadi fokus utama.
Ke depan, Bulog diharapkan dapat terus berinovasi dalam penyediaan pangan, sambil tetap menjaga harga agar tetap stabil. Ini adalah bagian dari tanggung jawab Bulog sebagai lembaga yang berperan dalam menjamin ketersediaan pangan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
