www.teropongpublik.id – Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat kerjasama lintas sektor untuk mewujudkan visi menuju Indonesia Emas 2045. Langkah strategis ini tercermin dalam kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, yang baru-baru ini mengumumkan nota kesepahaman di Jakarta.
Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan integrasi antara masalah kependudukan dan pelestarian lingkungan, menjadi bagian dari strategi pembangunan yang memprioritaskan penciptaan generasi unggul dan peduli lingkungan. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
“Jika lingkungan kita rusak, anak-anak yang tumbuh di dalamnya akan menghadapi risiko besar. Kita ingin generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga peduli terhadap lingkungan,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.
Inisiatif Tamasya: Mewujudkan Solusi Pengasuhan Berbasis Komunitas
Di antara program unggulan yang diusung dalam kerjasama ini adalah Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), yang merupakan solusi inovatif untuk keluarga muda, terutama bagi ibu-ibu yang bekerja. Ini adalah model pengasuhan anak yang dirancang ramah lingkungan dan terjangkau untuk mengatasi tantangan dalam pengasuhan anak.
Menurut Kepala BKKBN, Wihaji, “Reproduksi harus tetap berjalan, dan pengendalian penduduk tetap dilakukan. Namun orang tua, khususnya ibu, juga perlu bisa bekerja, dan Tamasya hadir untuk menjawab tantangan tersebut.”
Dengan mahalnya jasa pengasuh, Tamasya menawarkan tempat penitipan anak yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga mengedepankan pendidikan karakter dan kesadaran lingkungan. Dalam suasana yang menyenangkan, anak-anak diajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Program ini bertujuan untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mencintai lingkungan. Dengan pengasuhan yang tepat, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berdaya saing.
Dunia Usaha: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Program Tamasya
Salah satu hal menarik dari program Tamasya adalah masuknya program ini dalam indikator penilaian PROPER, yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Hal ini berarti lebih dari 6.000 perusahaan besar di Indonesia dinilai berdasarkan kontribusi mereka terhadap inisiatif sosial seperti Tamasya.
“Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap program Tamasya menjadi penting untuk masa depan anak bangsa,” ujarnya dengan tegas. Langkah ini dianggap sebagai terobosan dalam rangka mendorong sektor swasta untuk berpartisipasi aktif dalam membangun ekosistem sosial yang mendukung tumbuh kembang anak.
Program Tamasya menjadi salah satu dari lima inisiatif percepatan yang dirancang untuk memperkuat ketahanan keluarga dan sumber daya manusia unggul. Selain Tamasya, terdapat program lain seperti Gerakan Ayah Keladan yang juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan dalam pengasuhan anak.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu keluarga muda untuk menemukan cara yang lebih baik dalam mengasuh anak, tanpa harus mengorbankan karier dan kebutuhan pribadi mereka.
Langkah-langkah Strategis Menuju Keluarga Tangguh di Era Modern
Keberadaan program-program semacam ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak. Dalam konteks ini, pengasuhan anak tidak hanya dianggap sebagai tanggung jawab orang tua tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat. Hal ini penting untuk menciptakan generasi yang kuat dan peduli.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saja, semua harus bersinergi. Kehadiran anak harus dilihat sebagai kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik,” lanjut Wihaji. Pendekatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Program-program lain seperti Lansia Berdaya dan SuperApps Layanan Keluarga juga diperkenalkan untuk memperkuat ketahanan keluarga. Semua program ini dirancang untuk merespons tantangan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga muda saat ini.
Dengan kehadiran program-program tersebut, diharapkan tidak ada lagi orang tua yang merasa bahwa memiliki anak adalah sebuah beban. Sebaliknya, anak-anak diharapkan menjadi sumber kekuatan dan kreativitas bagi bangsa.
Perubahan ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pengembangan sosial dan lingkungan yang lebih luas. Dengan langkah-langkah ini, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukanlah sekadar mimpi, tetapi sebuah perjalanan realistis yang diawali dari satuan terkecil, yaitu keluarga.