www.teropongpublik.id – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan bahwa saat ini tidak ada kurikulum baru yang diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia. Pemerintah tetap mengacu pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka sebagai pedoman fundamental untuk pembelajaran, termasuk di daerah yang tergolong tertinggal dan terkendala.
Menurut Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, ada pemahaman yang perlu diluruskan terkait perubahan kurikulum. Ia menggarisbawahi bahwa yang berlaku sekarang adalah Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, sehingga tidak akan ada perubahan nama atau kebijakan baru dalam waktu dekat.
Di wilayah 3T, Kurikulum 2013 masih dapat diterapkan hingga tahun ajaran baru 2026–2027. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa setiap siswa, tanpa terkecuali, mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Kepentingan Memahami Kurikulum dalam Pendidikan Nasional
Pemahaman yang jelas tentang kurikulum akan membantu semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, terutama guru dan orang tua. Laksmi Dewi menjelaskan bahwa pemahaman ini penting agar semua pihak menyadari apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara menyampaikannya kepada siswa.
Kurang lebih selama satu dekade terakhir, kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami banyak perubahan, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. Penting adanya pelatihan dan dukungan bagi para pengajar agar bisa mengadaptasi metode dan pendekatan pendidikan yang terbaru.
Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mendukung proses belajar mengajar. Misalnya, melalui seminar dan diskusi mengenai pendidikan, orang tua bisa lebih memahami komponen yang berperan dalam pembelajaran anak-anak mereka.
Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Deep Learning
Laksmi juga memberikan penjelasan mengenai konsep “deep learning” yang kini diperkenalkan dalam pembelajaran. Ini bukanlah kurikulum baru, tetapi metode pembelajaran yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Pendekatan ini berfokus pada pengembangan karakter, dan diharapkan bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Materi yang diajarkan harus selektif sehingga siswa bisa benar-benar memahami dan menikmati prosesnya daripada hanya mengejar target capaian angka.
Penerapan konsep ini terinspirasi dari sistem pendidikan di beberapa negara, seperti Australia dan Kanada, yang telah terbukti memberikan hasil yang positif dalam pencapaian akademik siswa. Dengan mengadopsi metode serupa, diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat signifikan.
Pengembangan Kompetensi Melalui Pelatihan Guru
Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan dengan pendekatan deep learning diwarnai dengan pelatihan guru yang komprehensif. Sekitar 200 narasumber telah dilatih untuk menyebarluaskan konsep ini kepada lebih banyak guru di seluruh Indonesia, menggunakan metode cloning dan webinar daring.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah membangun profil lulusan dengan delapan dimensi kompetensi yang diterapkan secara bersamaan. Diharapkan dengan profil ini, siswa bisa berkembang menjadi individu yang lebih unggul dan siap bersaing di era global.
Delapan dimensi kompetensi yang ingin dicapai antara lain meliputi kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan penalaran kritis, yang semuanya sangat relevan bagi anak-anak yang akan menghadapi tantangan di masa depan. Inisiatif ini mencerminkan penyempurnaan pendidikan kita untuk membentuk generasi muda yang lebih baik.
Tantangan dalam Pelaksanaan Pendidikan Berkualitas
Kemendikdasmen juga mencatat fenomena yang mengkhawatirkan, yaitu “schooling without learning”, di mana siswa berada di sekolah tetapi tidak mengalami proses belajar yang bermakna. Hal ini menimbulkan tantangan besar dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Laksmi mengingatkan bahwa keberhasilan pendekatan baru ini bergantung pada kualitas guru, dukungan orang tua, dan lingkungan belajar di sekitar siswa. Keterlibatan semua elemen sangat diperlukan untuk memastikan bahwa proses pendidikan berjalan efektif.
Walau teorinya tampak bagus, pelaksanaan di lapangan sering kali sulit dan memerlukan adaptasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah, guru, dan orang tua sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang optimal.