www.teropongpublik.id –
Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud dengan tegas meminta para petani di seluruh wilayah Benua Etam untuk tidak mengalihkan fungsi lahan pertanian produktif ke sektor lain, seperti kebun sawit atau perumahan.
Seruan itu disampaikan saat Gubernur Rudy Mas’ud—mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di kawasan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), baru-baru ini. Banyak petani yang mengalihkan lahan mereka ke komoditas yang lebih menguntungkan secara finansial, sehingga yang dibutuhkan adalah pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya menjaga lahan pertanian.
Ancaman bagi Ketahanan Pangan Lokal
Gubernur Harum menyoroti permasalahan serius mengenai alih fungsi lahan di sejumlah daerah yang secara langsung berdampak pada penurunan produksi pangan lokal. Ini menjadi tantangan besar bagi ketahanan pangan di kawasan tersebut. Dalam setiap aktivitas kebijakan pemerintah, perlu ada komitmen untuk menangani masalah ini dengan solusi yang komprehensif. Kaltim, sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi pertanian yang besar, harus menjaga lahan subur untuk generasi mendatang.
Statistik menunjukkan bahwa setiap tahun, lahan pertanian produktif terus menurun akibat peralihan fungsi. Tetapi, pemerintah tidak tinggal diam. Mereka berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian dengan memberikan akses alat, modal, hingga pemasaran yang memadai. Hal ini sangat penting agar para petani dapat tetap sejahtera tanpa harus kehilangan lahan produksi mereka. Selain itu, sinergi antara pemerintah dan petani menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam jangka panjang.
Strategi dan Solusi untuk Perlindungan Lahan Pertanian
Di tengah permasalahan alih fungsi lahan, Bupati PPU Mudiyat Noor turut menyampaikan keprihatinannya. Puluhan hingga ratusan hektare sawah tiap tahun berubah menjadi kebun sawit. Situasi ini perlu ditangani secara serius untuk melindungi lahan pertanian di Kaltim. Salah satu langkah yang diarahkan adalah penyusunan Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.
Pemerintah harus memberikan dukungan kepada petani dengan solusi yang terintegrasi, bukan hanya larangan untuk beralih fungsi, tetapi juga menyediakan akses kepada modal dan teknologi yang diperlukan. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi para petani untuk tetap bertahan dalam bisnis pertanian. Ini bukan hanya soal mempertahankan lahan, tetapi juga tentang membangun masa depan pangan yang lebih baik dan berkelanjutan. Jika langkah-langkah nyata ini diambil, diharapkan petani tidak tergoda untuk beralih ke sektor lain yang mungkin lebih menguntungkan secara instan, tetapi berisiko bagi ketahanan pangan jangka panjang.
Dengan peringatan keras dari Gubernur Rudy Mas’ud dan desakan dari kepala daerah seperti Mudiyat, pertaruhan ketahanan pangan Kaltim kini berpijak pada kemampuan menjaga lahan pertanian produktif tetap lestari. Kebijakan dan langkah nyata yang diambil sekarang akan menentukan masa depan pangan di daerah ini, sehingga penting bagi seluruh pihak untuk bersinergi dalam menjaga keberlanjutan lahan pertanian.