www.teropongpublik.id – TENGGARONG, Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara bersama DPC ADWINDO Kukar baru saja menggelar Grand Final Pemilihan Teruna Dara dan Putri Pariwisata Kukar 2025. Acara berlangsung meriah di Lapangan Futsal Gedung Bela Diri, Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, pada Sabtu malam (5/7/2025).
Raina Afriana berhasil meraih gelar Putri Pariwisata Kukar 2025, sedangkan Al Nur Rosandi dan Mitylene Indrica Franclin masing-masing dinyatakan sebagai Teruna dan Dara Kukar 2025. Momen ini memberikan harapan baru bagi pariwisata daerah.
Penyelenggaraan ini mencerminkan upaya untuk mengembangkan generasi muda yang berperan aktif dalam promosi pariwisata lokal. Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa ajang ini telah berlangsung sejak 2006 dan merupakan penyelenggaraan ke-18.
Arianto menyebut tema yang diangkat tahun ini adalah “Heart of Kutai, Hope For Nusantara.” Tema tersebut menggambarkan semangat Kutai Kartanegara untuk menjadi pusat harapan dan tidak hanya untuk wilayah, tetapi juga untuk seluruh Nusantara. Ini menandakan komitmen Kutai untuk berkontribusi lebih besar.
“Selama proses seleksi, dewan juri mencari sosok yang dapat merepresentasikan wajah Kutai Kartanegara,” tegas Arianto di hadapan media. Dengan semangat itu, para peserta diharapkan bisa membawa nilai-nilai positif bagi daerah.
Peran Penting Pemilihan Teruna Dara dalam Pariwisata
Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menekankan bahwa pemilihan ini lebih dari sekadar unjuk bakat. Ini adalah sarana untuk menemukan generasi muda yang peduli pada pengembangan pariwisata di daerah mereka.
“Saya berharap para grand finalis dapat menjadi duta terbaik yang mempromosikan wisata dan budaya Kukar baik di tingkat nasional maupun internasional,” tutur Aulia. Duta ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan pariwisata lokal.
Para finalis ini merupakan wajah masa depan pariwisata Kukar. “Kami menaruh harapan pada mereka untuk membawa narasi baru tentang pariwisata, baik itu menjual keindahan alam atau menceritakan kekayaan sejarah dan budaya,” tegasnya.
Dalam konteks ini, kemampuan digital para duta wisata menjadi krusial. Mereka harus mampu menghadapi tantangan promosi di era digital yang semakin berkembang. Penggunaan teknologi dan media sosial sangat dibutuhkan untuk mencapai audiens yang lebih luas.
“Terlebih dengan pembangunan IKN di Kaltim yang semakin pesat, peran duta wisata akan semakin strategis. Kukar perlu menjadi mitra utama IKN, menjembatani pusat pemerintahan dan warisan budaya yang ada,” tambah Aulia. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi di antara berbagai pihak.
Tantangan dan Harapan di Era Digital
Dalam dunia pariwisata yang terus berubah, tantangan besar ada di depan mata. Para duta diharapkan tidak hanya mampu mempromosikan keindahan alam, tetapi juga bisa beradaptasi dengan tren media sosial dan pemasaran digital.
Media sosial kini menjadi alat penting dalam memasarkan destinasi wisata. Hal ini mendorong generasi muda untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pesan tentang kebudayaan dan pariwisata Kukar yang kaya.
Kemampuan berkomunikasi yang efektif juga menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Duta harus bisa menyampaikan cerita dan pesan di balik setiap tempat wisata untuk menarik perhatian calon wisatawan. Hal ini akan memberikan kedalaman pada pengalaman wisata yang mereka tawarkan.
“Dengan pengetahuan yang mumpuni tentang lokalitas, diharapkan duta wisata bisa menjadi agen perubahan. Mereka bukan hanya menjadi wajah pariwisata, tetapi juga penggerak ekonomi dan budaya daerah,” ungkap Aulia. Ini merupakan tanggung jawab yang tidak ringan, namun sangat berharga.
Penting untuk memberi dukungan kepada para duta agar mereka bisa berkontribusi secara maksimal. Pelatihan yang tepat, serta akses informasi yang memadai akan semakin membantu mereka dalam menjalankan peran ini. Selain itu, kerjasama antarpihak juga sangat penting untuk mendukung tujuan bersama.
Membawa Narasi Baru untuk Kutai Kartanegara
Tema “Heart of Kutai, Hope For Nusantara” memiliki makna yang dalam. Ini adalah panggilan untuk semua orang, terutama generasi muda, untuk memiliki semangat memberdayakan daerahnya melalui pariwisata.
Dengan membawa cerita-cerita lokal dan menjelaskan keunikan seni serta budaya, para duta memainkan peran penting dalam membentuk citra pariwisata. Ini juga menjadi bagian dari upaya memperkenalkan Klaim Budaya yang Sesuai dan berkelanjutan.
“Pengalaman kunjungan ke tempat-tempat bersejarah dan budaya lokal akan memberikan gambaran utuh tentang identitas kita,” jelas Aulia. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat sangat diharapkan untuk menyukseskan rencana ini.
Dengan mengangkat cerita dan nilai budaya, diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan untuk datang dan menjelajahi kekayaan yang ditawarkan oleh Kutai Kartanegara. Duta wisata memang memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan mimpi ini.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerangsangan dalam pengembangan produk pariwisata yang lebih menarik. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda untuk berpikir kreatif dan inovatif. Dengan begitu, para duta benar-benar mampu mewakili harapan bagi kemajuan pariwisata di daerah ini.
