www.teropongpublik.id – Industri film horor di Indonesia kembali bangkit dengan semangat baru, menyuguhkan karya yang menjanjikan berbagai pengalaman mendebarkan. Salah satu film yang dinantikan adalah Panggilan dari Kubur, hasil kreativitas sinematik yang berusaha mengeksplorasi hal-hal dalam diri manusia yang sering luput dari perhatian.
Film ini akan tayang secara nasional di bioskop-bioskop Indonesia mulai 14 Agustus 2025. Disutradarai oleh Dyan Sunu P, film ini mengkombinasikan elemen horor dengan drama psikologis yang mendalam, menggugah emosi penontonnya sambil menawarkan teror yang tak terduga.
Cerita ini berfokus pada Alya, diperankan oleh Nirina Zubir, yang menghadapi kehilangan mendalam setelah putrinya, Yasmin, tiada. Kehilangan itu menjadikan Alya terjebak dalam kesedihan, hingga suatu malam dia mendengar suara putrinya memanggil, menciptakan ketegangan antara kerinduan dan ketakutan.
Film ini menghadirkan pertanyaan penting: “Apa yang terjadi ketika sesuatu yang hilang kembali, dan adakah hal baik yang bisa dibawa?” Sebuah eksplorasi menyentuh tentang cinta dan kehilangan, Panggilan dari Kubur menciptakan pengalaman menonton yang tak hanya menegangkan, tetapi juga mengharukan.
Alih-alih bergantung pada efek jump scare, film ini menggali lebih dalam aspek emosional dari kehilangan dan kerinduan. Love yang tulus menjadikan celah bagi kekuatan yang tak terduga untuk memasuki dunia Alya, menciptakan ketegangan yang berkelanjutan sepanjang film.
Nirina Zubir menyatakan bahwa perannya sebagai Alya adalah salah satu yang paling menantang secara emosional dalam kariernya. Dia harus merasakan kehilangan mendalam sambil menghadapi ketakutan dari hal-hal yang tak terlihat.
“Aktor sering kali menggali emosi dari pengalaman pribadi, dan bagi saya, proses ini sangat nyata dan mendalam. Ini bukan sekadar film horor; adalah horor yang datang dari cinta yang belum selesai,” ujarnya mengekspresikan pandangannya.
Perspektif Ayah yang Tak Berdaya Dalam Kehilangan
Film ini juga menghadirkan perspektif suami Alya, Raka, yang diperankan oleh Nugie. Raka adalah sosok ayah yang berupaya menjaga kekuatan keluarga, namun pada saat yang bersamaan, tertekan oleh kekuatan gaib yang tidak dapat ia lawan.
“Karakter Raka memiliki tantangan besar; ia adalah suami dan ayah yang berusaha berjuang melawan situasi yang semakin tidak terkendali. Perasaannya yang tak berdaya membuat cerita ini semakin mendalam dan relevan,” ungkapnya.
Keberadaan Raka menambah dimensi lain pada narasi film, menghadirkan konflik internal yang seakan merefleksikan perjuangan banyak orang dalam menghadapi kehilangan dan tekanan emosional. Dinamisasi hubungan keluarga dalam film ini membuktikan bahwa kehilangan tidak hanya dirasakan oleh satu individu, tetapi seluruh anggota keluarga.
Dalam narasi yang sarat emosi, Panggilan dari Kubur menggambarkan bahwa hubungan manusia sangat kompleks. Kadang-kadang, ketidakmampuan untuk melupakan yang telah hilang menciptakan ruang bagi hal-hal buruk untuk muncul di permukaan. Inilah yang menjadi inti dari film ini.
Pentingnya Menyadari Efek dari Kerinduan yang Terlalu Dalam
Penelitian menunjukkan bahwa kerinduan yang mendalam dapat menyebabkan dampak psikologis yang negatif. Panggilan dari Kubur seolah mengingatkan kita tentang bahaya dari membuka kembali luka lama, terutama saat menyangkut orang-orang terkasih yang telah pergi.
Film ini mengajak penonton untuk berpikir lebih jauh mengenai apa yang terjadi ketika kita tak mampu melepaskan sesuatu. Kembali ke masa lalu kadang kala membawa keinginan, tetapi apa yang kita inginkan bisa jadi tidak sepenuhnya baik untuk kita.
Sebuah perjalanan yang menarik sekaligus menegangkan, Panggilan dari Kubur tidak hanya berfungsi sebagai hiburan. Ini juga menjadi media refleksi bagi kita semua tentang hubungan dan kerinduan, menghadapi kenyataan pahit bahwa tidak semua yang hilang harus kembali.
Menuju Tanggal Tayang dan Harapan Penonton
Film yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025 ini diramalkan akan menjadi salah satu karya terobosan dalam genre horor Indonesia. Antusiasme penonton semakin membara saat mengetahui alur cerita dan karakter yang kuat serta kaya akan emosi.
Pengalaman menonton yang akan dihadirkan film ini diharapkan bukan hanya menegangkan, tetapi juga membangkitkan empati kepada penonton. Panggilan dari Kubur berusaha menunjukkan pentingnya tidak hanya melihat efek luar dari sebuah kehilangan, tetapi juga dampak yang lebih dalam pada jiwa manusia.
Dengan elemen horor yang terintegrasi kompak dengan dramatisasi emosional, penonton diundang untuk menyelami pengalaman yang lebih mendalam. Ini adalah kesempatan untuk mengenali diri kita sendiri, menghadapi ketakutan dan kerinduan yang sering kali terpendam dalam diri.
Dengan berbagai elemen menarik dalam film ini, tetaplah bersiap menghadapi momen-momen menggugah yang akan mengguncang hati ketika film ini ditayangkan. Jangan hanya sekadar menjawab panggilan, tetapi pahami arti dan konsekuensi dari setiap kerinduan.***